Olahragawan dikenal sebagai orang yang percaya takhayul. Pemain bola basket Michael Jordan mengenakan celana pendek olahraga perguruan tinggi yang “beruntung” selama enam musim dan memimpin Chicago Bulls meraih kemenangan di keenam musim tersebut. Penjudi lebih percaya takhayul daripada yang lain. Ini diharapkan karena penjudi sangat bergantung pada keberuntungan dan oleh karena itu menggunakan cara apa pun yang menurut mereka cocok untuk menarik keberuntungan ke pihak mereka. Phil Hellmuth tidak pernah memakai pakaian putih; Hal Kant tidak pernah menghitung jumlah chipnya; Mike Sexton menghindari melihat dealer dan Johnny Chan membawa jeruk ke meja poker.
Bahkan pemain yang tidak begitu terkenal pun memiliki takhayul hewan peliharaan. Ini termasuk mengenakan atau tidak memakai warna tertentu, membawa beberapa pakaian kotor, menghindari kursi tertentu, meniup dadu sebelum melempar dadu, mengatur chip dengan cara tertentu, bertaruh pada angka keberuntungan tertentu dalam roulette dan tidak mengambil kartu yang jatuh.
Semua takhayul tersebut tidak bisa dibawa ke ranah judi online, namun ada beberapa yang bisa ditiru oleh para penjudi online. Mengenakan pakaian tertentu dan bertaruh pada angka keberuntungan di roulette adalah hal biasa. Takhayul lain yang sangat umum adalah menjaga jimat keberuntungan. Itu bisa berupa semanggi berdaun empat, sepatu kuda, kaki kelinci, koin keberuntungan atau bahkan paku keberuntungan. Beberapa pemain online bahkan menyentuh area taruhan di monitor mereka dengan jimat keberuntungan sebelum memasang taruhan mereka atau pada tombol putar sebelum mengaktifkan gulungan. Takhayul lainnya termasuk memulai sesi pada waktu-waktu tertentu atau memiliki orang yang beruntung bersama saat bertaruh.
Para penjudi Asia, dan terutama yang Cina, lebih percaya takhayul daripada rekan-rekan barat mereka. Perjudian adalah tradisi yang dihormati di daerah ini dan takhayul merupakan bagian integral dari tradisi ini. Kekuatan kepercayaan mereka pada takhayul dapat diukur dari sebuah insiden yang terjadi di Las Vegas pada tahun 1998. MGM Grand Hotel and Casino memiliki pintu masuk yang didesain seperti mulut singa. Penjudi Asia percaya bahwa berjalan melalui mulut singa itu membawa sial. MGM Grand harus mengulang pintu masuk karena kehilangan pelanggan Asia.
Di antara komunitas Asia tidak akan ditemukan keragaman takhayul yang dapat dilihat pada pemain barat. Di barat setiap pemain mungkin memiliki warna keberuntungan atau angka keberuntungan yang berbeda. Tapi para penjudi Asia memiliki kepercayaan yang sama. Mereka semua percaya kuning itu sial. Sebuah kasino di Sydney harus mengganti warna busnya dari kuning karena pelanggan Asia tidak mau duduk di dalamnya. Banyak pemain online Asia tidak menggunakan chip kuning untuk bertaruh atau mengganti dek jika berwarna kuning.